Selasa, 09 Oktober 2007

Modifikasi Perilaku -Part 1-

Untuk membahas tentang Behavior Modification sbg
bagian dari terapi, maka pemaparan terlebih dahulu
difokuskan pada pemahaman ttg definisi behavior, dan
refresh prinsip2 pada teori behavioristik yang pernah
didapat pada mata kuliah psi-umum dan psi-kepribadian.

Apa sih behavior itu?
Behavior atau Perilaku merupakan sebuah ’aktivitas’,
’tindakan’, ’kinerja’, ’respon’ dan ’reaksi’ (Martin &
Pear, 2003)

Lantas pertanyaan berlanjut ttg apa saja sih yg masih
diingat berkaitan dengan teori2 behaviorisme?
Penelitiannya Pavlov, Skinner, dll??
Pavlov = Classical Conditioning,
Skinner = Operant Conditioning.
Reinforcement Positif atau Negatif, Extinction,
Conditioned/Unconditioned stimulus/respon, Intermitten
reinforcement, Stimulus Discrimination, Stimulus
Generalization, dll
Mengapa sih perlu ada ’Label’ atau ’Penamaan’ terhadap
perilaku tertentu?
Memudahkan mengkategorisasi
Memudahkan pemilihan treatment
Mencegah efek negatif dari perbedaan
treatment yg akan/telah diberikan
---hehe, jd sekarang jangan suka suudzon sama psikolog
ya, karena psikolog suka kasih2 label itu ternyata
maksudnya baiikkk lhoo..., biar gak mal-treatment!!

Pada behavioris ini, ’label’ utamanya diberikan pada
perilaku yg ’deficit’ dan ’eksesif’ saja,
mengapa...???
Ya iya lhaaa, deficit dan eksesif itu kan nilai
ekstrim, artinya: ’kekurangan’ dan ’kelebihan’, yang
dalam bahasa psikologi klinis dikategorikan sbg
’abnormal’ atau ’patologis’.
Contoh: Phobia adalah ketakutan atau kecemasan
berlebih pada stimulus tertentu. Tidak Pintar (IQ
dibawah rata2), atau ’kepinteran’ (IQ di atas rata2)
juga kan dikategorikan sbg sebuah ’permasalahan’ oleh
banyak orang.

Aliran behaviorisme datang sbg antitesis dari aliran
Psikoanalis. Lantas perbedaannya apa?
Ini garis besarnya:
• Premis Psi-analis: gangguan psikologis merupakan
hasil dari represi konflik2 tak sadar. Maka Tujuan
terapi Psi-analis: mematahkan resistensi, dan
menyelaraskan kembali konflik2 ke ‘alam sadar’. Tau
kan tehniknya? Itu lho, analisa mimpi, asosiasi bebas,
dll
• Premis Behavioristik: t-l maladaptif merupakan
perilaku yg dipelajari dan diperkuat oleh lingkungan.
Maka fokus terapi terletak pd modifikasi t-l yg tampak
pada keluhan utama atau ‘simtom’ dari si klien. Contoh
konkritnya? Ntar ya, pd pembahasan selanjutnya...

Karakteristik modifikasi perilaku tuh apa aja sih?
(Martin & Pear, 2003):
- Penekanan yang kuat pada ‘mendefinisikan
masalah’ dalam bentuk ‘perilaku yg dapat diukur dengan
cara tertentu’
- Penggunaan perubahan yg terjadi dalam
pengukuran perilaku dari masalah adalah sebagai
indikator seberapa jauh masalah telah teratasi
- Stimulus2 (= tehnik/alat terapi) yg digunakan
dalam modifikasi perilaku nantinya berfungsi u/:
menghilangkan tingkah laku MALADAPTIF & Memperkuat
respon2 yg ADAPTIF (Wolberg, 1977)
- Prosedur dan tehnik penanganan lainnya adalah
dengan cara mengatur kembali lingkungan seseorang agar
ia dapat berfungsi dengan lebih baik dalam masyarakat.
- Metode dan alasannya dapat dijelaskan dengan
tepat dan jelas.
- Teknik berasal dari penelitian lab
experimental.
- Menggunakan teori psikologi belajar dan
behavioris klasik.
- Menggunakan demonstrasi ilmiah dimana
intervensi tertentu bertanggung jawab terhadap
perubahan perilaku tertentu.
- Menghargai akuntabilitas dari semua orang
yang terlibat dalam program modifikasi perilaku,
seperti: klien, staff, administrasi, konsultan, guru,
orang tua, dll.

Seberapa efektifkah behavior therapy?
Perbandingan dgn terapi konvensional lainnya yakni:
misal pada insight therapy 1 kasus berhasil dari 15
kasus phobia, pd behavior therapy 13 kasus berhasil
dari 18 kasus.
--wah, tapi kita harus tetap kritis nih (praduga
bersalah): siapa tau nih hasil penelitian adalah
dibuat oleh orang behavioris. Since, ilmu pengetahuan
kan berada di bawah kuasa, maka bisa aja hasilnya
dibesar2kan untuk kepentingan kelompok tertentu kan?
Hehe, mendoktrinkan ke-skeptis-an nih daku ;p

Lanjut. Untuk berperan sbg ‘agen reinforcement’ yg
memadai, seorang terapis behavioris harus dapat
menjadi sumber dari reward2 (dgn cara mengembangkan
hubungan baik thdp klien, dan memberikannya
‘pendampingan segera’ jika klien sdg membutuhkan).
Note: Kok yg kalimat di dalam kurung ini terkesan ada
sisi2 humanisnya yha?
Nah, jawaban ini sangat berkaitan dengan munculnya
aliran ’mirip2’ atau ’seakar’ dengan Behavioris, tapi
mengusung sisi lainnya juga (dalam arti, tidak hanya
Stimulus-Respon dan Perilaku). Yakni disebut sbg
aliran CBT dan REBT. Pada CBT adalah perpaduan antara
Cognitive-Behavior Therapy, sementara pada REBT
memadukan Rational-Emotive-Behavior Therapy. Asumsinya
ialah: untuk memperkuat sebuah perilaku tidak hanya
dibutuhkan modifikasi ’tingkah laku yg tampak’ saja,
melainkan ada proses2 kognitif/rasional dan proses2
emotif yg tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

---------------------------
Referensi:
Martin, Gary & Pear, Joseph. 2003. Behavior
Modification: What It Is and How to Do It. 7th ed. New
Jersey: Prentice-Hall Inc.

Wolberg M.D, Lewis R. 1977. The Technique of
Psychotherapy. 3rd ed. New York: Grune & Stratton,
Inc.

2 komentar:

Professor mengatakan...

Salam kenal bu Rena yang cantik...saya mahasiswa psikologi universitas Yudharta Pasuruan. moga artikel anda bisa b'manfaat buat smua mahasiswa psikologi !!!

Anonim mengatakan...

Bu psikolog,,, sy minat psikologi yg realistik,, dan tak beberapa minat yang filsafat, kerana filsafat itu adalah permainan kata yang tiada penghujung nya kan ,,, lihat saja orang2 yg suka mempermainkan kata di pemerintahan atau di swasta,, tak lebih daripada hanya mengisi koceknya aja... maaf bukan menyindir ya... ucok_harahap@yahoo.com.my